I.
PENDAHULUAN
Sosialisasi
adalah sebuah proes penenaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari satu generasi ke genarasi lainya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosilog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role
theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus
dijalankan oleh individu. Namun pada realita saat ini tidak sedikit para pelaku
sosial yang telah menyimpang dari aturan norma sosial di setiap letaknya. Maka
kali ini saya sebagai pemakalah akan membahas mengenai ketertiban, kontrol, dan
penyimpangan sosial serta di ikuti dengan contoh kasusnya.
II.
RUMUSAN MASALAH
a. Konsep ketertiban sosial, kontrol sosial, penyimpangan sosial
b. Contoh kasus ketertiban sosial, kontrol sosial, dan penyimpangan
sosial
III.
PEMBAHASAN
a. Konsep ketertiban, kontrol sosial, dan penyimpangan sosial
Ketertiban
sosial (social order) tercipta bilamana kegiatan biasa orang berlangsung
dengan menyenangkan dan dapat di ramalkan pada masyarakat sederhana,
sosialisasi menciptakan ketertiban sosial dengan cara mempersiapkan orang agar
bersedia berperilaku sebagaimana yang diharapkan, dan tekanan sosial (social
preassure) memberikan imbalan berupa penerimaan dan pengakuan bilamana orang
yang berperilaku seperti yang diharapkan.
Kontrol
sosial mengacu umumnya pada mekanisme sosial dan politik atau proses yang
mengatur perilaku individu dan kelompok, yang menyebabkan kesesuaian dan
kepatuhan terhadap aturan yang diberikan masyarakat, negara, atau kelompok
sosial. Sosiolog mengidentifikasi dua bentuk dasar dari kontrol sosial yaitu:
1. Pengendalian internal-internalisasi dari norma-norma dan
nilai-nilai dengan proses yang dikenal sebagai sosiolisasi.
2. Eksternal Eksternal Control-sanksi, yang dapat positif
(penghargaan) atau negatif (hukuman)
Kontrol sosial formal
Nilai-nilai
sosial yang hadir pada individu adalah produk dari kontrol sosial informal. Hal
ini dilakukan oleh masyarakat tanpa
secara eksplisit menyatakan aturan-aturan ini dan dinyatakan melalui adat
istiadat, norma. Sanksi informal diantaranya malu, cemoohan, sindiran, kritik
dan ketidaksetujuan.
Kontrol Sosial Formal
Bentuk
kontrol formal biasanya mengambil bentuk tindakan pemerintah . pemerintah dan
organisasi menggunakan penegakan hukum dan mekanisme formal lainya sanksi
seperti denda dan penjara. Douglas D. Catatan Heckathorn bahwa efektifitas dari
setiap jenis kontrol formal ditentukan oleh kekuatan relatif dari sanksi dalam
hal tingkat hukuman, monitoring kemampuan, dan tingkat kelompok atau pengawasan
informal pada individu.
Penyimpangan Sosial, yaitu
perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat.
Secara tradisionil fokus studi-studi mengenai perilaku menyimpang dilakukan
oleh ahli sosiologi di Amerika yang tertuju pada kelakuan kriminal, kenakalan
anak, dan juuga mengenai individu-individu yang digolongkan sebagai kaum
radikal, politis dan religius.
Bentuk penyimpangan antara lain,
a. Penyimpangan primer
Penyimpangan
yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima
masyarakat.ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak
dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat.
b. Penyimpangan sekunder
Penyimpangan
yang berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai
perilaku menyimpang. Penyimpangan ini tidak bisa di tolerir oleh masyarakat.
b. Contoh kasus ketertiban sosial, kontrol sosial, dan
penyimpangan sosial
Ketertiban sosial:
Universitas Brawijaya Koret-koret?
Setidaknya ada lebih dari satu informasi yang dapat
saya tangkap dari cerita para calon wali mahasiswa Universitas Brawijaya (UB)
tahun akademik 2009/2010.
Salah satu informasi saya peroleh hari Minggu tanggal
23 Agustus 2009. Seorang lulusan SMA yang mengikuti test SNMPTN dengan pilihan
jurusan Gizi di Fakultas Kedokteran telah gagal, tidak diterima. Menurut
pamannya, baru-baru ini telah mendapatkan surat panggilan "diterima"
di Fakultas Pertanian UB. Padahal anak tersebut tidak memilih jurusan tersebut.
Sudah sedemikian parahkah ketakutan pihak manajemen UB, sehingga seolah-olah
jangan sampai ada pelamar yang lepas dari UB dan masuk ke Perguruan Tinggi
lainnya? Istilah bahasa Jawanya "koret-koret" jangan sampai ada yang
tersisa.
Kontrol sosial
Beberapa
contoh kontrol sosial penolakan, penolakan terhadap kenaikan BBM yang marak
saat ini. penggunaan ekspresi wajah, penggunaan
ekspresi wajah yang berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi
saat itu. gosip, gosib yang beredar luas menenai isu-isu yang sedang berkembang
di indonesia. Misal adanya peristiwa sukhoi yang menyebutkan bahwa
korban-korban sudah di identifikasi semua. Padahal faktanya masih banyak
jenazah yang belum teridentifikasi serta menyebarluaskan foto-foto para korban.
pembunuhan, dan lainnya.
Penyimpangan sosial
Penyalahgunaan Narkotika:
Pada awalnya, narkotika
digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan campuran obat-obatan
dan berbagai penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak digunakan dalam
keperluan operasi medis, karena narkotika memberikan efek nyaman dan dapat
menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa
merasa sakit. Pada pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli
untuk mengetahui kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang
termasuk narkotika mempunyai efek ketergantungan bagi para pemakainya.
Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara sembarangan tanpa memerhatikan dosis
penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupun ditelan dalam bentuk
pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf manusia, bahkan
dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk dalam
kategori narkotika.
Perkelahian antarpelajar sering
terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar
lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau
perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang
menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak korban
berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan
korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat
perkelahian secara langsung. Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya
karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan
membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan
pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka
menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan
sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi
masyarakat usia sekolah.
terima kasih ada infonya, tapi akan lebih baik lagi kalau mbak menyertakan refernsi buku atau journalnya. :)
BalasHapus